Jumat, 18 November 2016

Bimbingan Konseling: Profesi dan Prospek di Masa Depan

November 18, 2016 Posted by Admin No comments
Bimbingan Konseling: Profesi dan Prospek di Masa Depan

Orang yang awam masih mempunyai anggapan bahwa Bimbingan Konseling identitik dengan Polisi Sekolah atau mengurusi anak nakal saja. Padahal sebenarnya bimbingan konseling adalah sahabat siswa, pembela siswa. Anggapan ini yang kemudian muncul di benak para orang tua, terutama orang tua yang tidak mempunyai latar belakang pendidik (guru) bahwa profesi bimbingan konseling adalah profesi yang tidak mempunyai masa depan. Semakin tidak popular profesi bimbingan dan konseling dimata masyarakat disebebkan citra buruk terhadap profesi bimbingan dan konseling

Ketidakpopuleran ini juga muncul disebabkan banyak orang yang masih menyamakan antara sekolah/lembaga pendidikan dengan mengajar. Memang benar bahwa profesi mengajar ialah profesi guru. Namun, yang tidak banyak diketahui masyarakat bahwa konsep pendidikan bukan saja tentang mengajar namun membangun karakter (character building). Selain itu pula komponen di dunia pendidikan (profesi-profesi di dunia pendidikan) tidak hanya profesi guru saja. Profesi-profesi yang terdapat di dunia pendidikan yaitu pustakawan (lulusan ilmu perpustakaan), Laborat (lulusan sains/bahasa), administrasi pendidikan (lulusan administrasi pendidikan), teknolog pendidikan (lulusan teknologi pendidikan), psikolog pendidikan (lulusan Psikologi pendidikan), dan konselor (lulusan bimbingan dan konseling).

Apa itu Bimbingan dan Konseling? 
Menurut Prof. Dr. Prayitno, M.Sc.Ed. Guru Besar Bimbingan dan Konseling dari Universitas Negeri Padang bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Dari pernyataan tersebut jelas disebutkan bahwa konseling dilakukan oleh seorang ahli (profesional) dalam yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan khusus tentang prinsip-prinsip dan teknik-teknik khusus mengenai konseling. Sehingga tidak semua orang dapat melakukan konseling. Pendidikan dan pelatihan mengenai konseling, prinsip, teknik dan landasan-landasan ini yang dipelajari di dalam perkuliahan bimbingan dan konseling. Sebagai gambaran ada 4 aliran besar di dalam psikologi konseling (Psikoanalisis, Behaviorisme, Eksistensial-Humanistik dan Transpersonal), serta menurut zamannya dibagi menjadi 3 yaitu aliran klasik, modern dan post modern. Stephen Palmer (guru Besar University of City, US) mencatat ada lebih dari 25 aliran konseling terutama aliran post modern di seluruh dunia

Ada profesi lain yang juga berdekatan dengan profesi konselor dan seringkali tumpang tindih. Tumpang tindih yang dimaksud ialah penggunaan istilah �konseling� pada profesi ini, dan kewenangan melakukan konseling. Profesi ini yaitu profesi Psikolog dan Profesi Psikiater. Profesi Psikolog ialah seorang lulusan S1& S2 Psikologi serta telah mengikuti profesi psikolog (.Psi.). Sementara profesi Psikiater ialah lulusan S1 Pendidikan Dokter ditambah Spesialisasi kedokteran Jiwa (Sp.Kj). Perbedaannya bahwa Psikolog memiliki kewenangan melakukan psikoterapi pada klien yang mengalami gangguan kejiwaan neurosis dan psikosis serta berwenang melakukan interpretasi kepribadian (kejiwaan klien) dengan pendekatan psikologi. Profesi psikiater memiliki kewenangan melakukan psikoterapi pada pasien yang mengalami sakit jiwa dengan pendekatan medis (obat-obatan). Misalkan pada kasus pasien Skizofrenia, seorang psikiater lebih cenderung menggunakan obat-obatan (medis) seperti obat penenang untuk penyembuhan pasien sementara psikolog menggunakan pendekatan psikoterapi (psikologis) untuk penyembuhan klien tanpa treatmen obat-obatan.

Jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) juga dikenal dengan nama Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Biasanya, di jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) masih dibagi ke dalam program studi Psikologi (murni) dan Bimbingan dan Konseling. Sehingga di jurusan PPB, dosen-dosen psikologinya juga adalah dosen yang mengajar di program bimbingan dan konseling. Hal ini terjadi, seperti di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

Peran Bimbingan dan Konseling terhadap masyarakat
Hampir tidak ada orang yang tidak pernah mengalami masalah dalam hidupnya. Dengan kata lain semua orang pasti mempunyai masalah, entah masalah itu kecil atau sangat rumit. Namun, ada orang yang dapat dengan baik memcahkan persoalannya sendiri, tetapi tidak sedikit pun orang yang tidak dapat memecahkan masalahnya sendiri sehingga memerlukan bantuan. Di media massa, hampir setiap hari kita jumpai orang yang bunuh diri. Bunuh diri merupakan pelarian orang yang frustasi dalam memecahkan masalahnya. Contoh lain tekanan di pekerjaan yang membuat orang menjadi stress, persaingan dunia usaha yang begitu keras, banyaknya jumlah pengangguran, perceraian keluarga, pergaulan remaja yang semakin bebas, penyalahgunaan narkoba, serta seks bebas yang semakin banyak kasusnya. Kasus-kasus yang dialami orang-orang tersebut sangat membutuhkan seorang ahli agar dapat keluar dari permasalahannya yang rumit. Tetapi apakah hanya masalah negatif seperti itu saja yang menjadi peran seorang konselor? Ternyata tidak, seorang konselor dapat pula memberikan konsultasi pendidikan bagi anak-anak yang hendak melanjutkan studi di SMA/perguruan tinggi atau konsultasi karier bagi pekerja yang ingin meningkatkan jenjang kariernya. Seorang konselor pun dapat memberikan jasa tes psikologis bagi seorang yang ingin mengetahui minat, bakat dan kecerdasannya baik dalam rangka pendidikan maupun karier. Konselor juga merupakan pemandu bakat yang professional, karena konselor mengarahkan bakat yang dimiliki oleh seseorang agar dapat berkembang menjadi lebih baik. Di masyarakat, konselor berperan dalam mengentaskan persoalan pengangguran melalui pemberian bimbingan pekerjaan, menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan kerja, menjadi motivator, pendidikan bagi anak jalanan, kesadaran gender, kesehatan mental serta memberikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan keluarga, parenting (pengasuhan orang tua) dan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, seorang konselor mempunyai peran yang sangat penting dalam masyarakat terutama fungsi sosial.

Landasan Ilmu Bimbingan dan Konseling

Syarat utama bagi yang ingin melanjutkan studi di bimbingan dan konseling ialah menyukai psikologi dan pendidikan. Terutama jika Anda termasuk siswa yang suka mendengarkan curhat teman atau pandai memberikan solusi atas suatu permasalahan psikologis yang dialami teman berarti Anda sangat layak menjadi calon mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling di seluruh perguruan tinggi di Indonesia termasuk kelompok Ilmu Sosial (IPS). Kendatipun begitu tidak sedikit siswa yang berlatar belakang IPA mengambil kuliah Bimbingan dan Konseling, sebab justru dari kelompok IPA yang dapat dengan mudah mengikuti kuliah Bimbingan di Konseling. Kok begitu? Yups, di Bimbingan Konseling, terdapat mata kuliah yang juga bernuansa IPA seperti psikologi perkembangan yang membahas tentang perkembangan individu secara fisiologis, kesehatan mental, dan statistika. Selain itu, siswa yang berasal dari kelompok IPA mempunyai logika matematis yang bagus, yang sangat berguna terutama dalam membantu proses konseling (mencari solusi atas permasalahan klien), atau membuat aplikasi-aplikasi bimbingan dan konseling yang menggunakan dasar teknologi informasi. Meskipun kadangkala kurang memiliki kepekaan sosial dan komunikasi sosial yang baik, seperti siswa kelompok IPS terutama berkaitan dengan kebudayaan atau hubungan sosial.


Lalu apa saja yang dipelajari di jurusan Bimbingan dan Konseling?

Secara umum, perguruan tinggi bimbingan konseling di Indonesia pasti mempelajari: ilmu Pendidikan, Psikologi, Teori dan Teknik Konseling, serta Teknik Pemahaman Individu.

Ilmu pendidikan dipelajari sebagai landasan dalam bimbingan konseling yang memang menfokuskan diri dalam dunia pendidikan. Pada umumnya, mata kuliah ilmu pendidikan diajarkan pada Tahun 1. Mata kuliah yang termasuk kedalam ilmu pendidikan adalah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila/Kewarganegaraan, Sosiologi Antropologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Perkembangan Peserta Didik, Ilmu Alamiah Dasar, Pendidikan Jasmani, Belajar Pembelajaran, Teknologi Pendidikan, pengembangan Sistem Pembelajaran, Landasan/Dasar-Dasar Pendidikan, Evaluasi Pendidikan, Profesi Kependidikan dan Pendidikan Inklusi.

Ilmu psikologi merupakan induk dari ilmu konseling, sehingga tidak mungkin memisahkan konseling dengan psikologi. Konseling merupakan psikologi terapan (terapan dari ilmu psikologi). Perbedaan dengan jurusan psikologi adalah di Psikologi lebih umum, sementara konseling lebih khusus membahas tentang ilmu konseling. Pada umumnya nama-nama yang kental dengan istilah-istilah psikologi, di BK kemudian diubah menjadi nama-nama dalam istilah BK seperti contohnya matakuliah Psikodiagnostik menjadi Pemahaman Individu Teknik Testing. Mata Kuliah Psikologi meliputi Psikologi/Teori-Teori Kepribadian, Psikologi Perkembangan/Perkembangan Individu, Filsafat manusia, Psikologi Perilaku/Modifikasi Tingkah Laku/Dasar-Dasar Pemahaman Tingkah Laku, Psikologi Komunikasi/Komunikasi Antar Pribadi, Kesehatan Mental,

Ilmu konseling meliputi teori-teori dan aliran konseling, praktikum pendekatan konseling, serta teknik-teknik konseling. Mata Kuliah Ilmu Konseling yaitu Teori-Teori Konseling, Bimbingan dan Konseling Kelompok, Bimbingan dan Konseling Populasi Khusus/ABK, BK Pribadi-Sosial, Bimbingan dan Konseling Karier, Bimbingan dan Konseling Belajar, Teknologi Informasi dalam BK, Pengembangan Pribadi Konselor, Bimbingan dan Konseling Perkembangan, Profesi Bimbingan dan Konseling, Dinamika Kelompok, Media Bimbingan dan Konseling, Evaluasi dan Supervisi BK, Survey Bimbingan dan Konseling, Studi Kasus, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Konseling Lintas Budaya.

Sementara Teknik Pemahaman individu mempelajari tentang penggunaan alat-alat yang membantu dalam proses konseling seperti penggunaan Tes Psikologis, teknik wawancara konseling, observasi, case study, dan Problem Checklist. Mata Kuliah teknik Pemahaman Individu antara lain Statistika, Aplikasi Stastistik, Pemahaman Individu teknik Non Testing, Pemahaman Individu teknik Testing.

Selain itu juga terdapat mata kuliah Praktikum Bimbingan Konseling, di mata kuliah ini mahasiswa belajar dan latihan praktek memberikan konseling kepada klien. Mata kuliah yang termasuk praktikum ini yaitu: Mikro Konseling, Praktikum Konseling Individual, Praktikum BK Kelompok, Praktikum BK Pribadi-Sosial, Praktikum BK Belajar, Praktikum BK Karier, Praktikum PI Teknik Testing, dan Praktikum PI Non Testing serta Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)

Selain mata kuliah yang disebutkan diatas, setiap perguruan tinggi Bimbingan dan Konseling juga memiliki mata kuliah pilihan sesuai kekhasan perguruan tinggi masing-masing. Mata kuliah pilihan merupakan peminatan mahasiswa dan dipilih berdasarkan minat masing-masing. Misalkan di Universitas Sebelas Maret (UNS) terdapat mata kuliah pilihan Cyber konseling (Konseling Jarak Jauh), dan Konseling Traumatik; di UHAMKA Jakarta terdapat Kosneling Industri, Konseling Pemasyarakatan&Sosial Kemasyarakatam dan Konseling Kesehatan; di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terdapat mata kuliah Bimbingan Konseling Anak, Konseling Berbasis Gender, Konseling NAPZA, Konseling Krisis di Sekolah, dan Konseling Untuk Anak Berbakat.


Apakah ruang lingkup bimbingan dan konseling hanya di pendidikan saja?

Pertanyaan ini yang sering muncul baik dikalangan calon mahasiswa, maupun mahasiswa bimbingan dan konseling sendiri. Pada seluruh perguruan tinggi bimbingan dan konseling, gelar sarjana Bimbingan dan Konseling yaitu Sarjana Pendidikan (S.Pd.) bidang Bimbingan Konseling serta Magister Pendidikan/S2 (M.Pd.) bidang Bimbingan Konseling. Beberapa perguruan tinggi bimbingan konseling lebih memfokuskan mahasiswanya menjadi konselor pendidikan (konselor sekolah/Guru Bimbingan dan Konseling) seperti yang terjadi di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Negeri Malang (UM) Sehingga hampir pasti ruang lingkup bimbingan dan konseling hanya di lingkup pendidikan saja. Namun, ada pula perguruan tinggi yang juga memperlebar ruang lingkup bimbingan konseling tidak hanya di dunia pendidikan, seperti di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga yang juga membuka bidang konseling industri. Kendatipun gelarnya tetap Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Seorang lulusan bimbingan dan konseling setelah lulus S1 Bimbingan dan Konseling dapat menempuh Pendidikan Profesi Konselor (PPK) yang sampai dengan saat ini baru tersedia di Universitas Negeri Padang (UNP) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Lulusan PPK disebut dengan Konselor (Kons.). Dengan adanya sertifikat kons. dan lisensi dari ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), seorang konselor dapat membuka praktik konseling untuk masyarakat umum tidak hanya konseling pendidikan saja, tetapi dapat pula konseling keluarga, konseling pernikahan, konseling anak, konseling remaja, konseling karier. Sementara itu konseor juga berwenang memberikan tes psikologis (tes bakat, minat dan kecerdasan) apabila telah memiliki sertifikat Tes Psikologi yang dapat ditempuh di Universitas Negeri Malang (UM) atau lulus pada jenjang pendidikan S2 Magister Pendidikan Bimbingan Konseling dengan konsentrasi Testing Psikologis di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung


Bidang-Bidang Konseling (Spesialisasi)

1.       Konseling Pendidikan

Pendidikan merupakan institusi pembinaan anak didik yang memiliki latar belakang social budaya dan psikologis yang beraneka ragam. Dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan banyak anak didik yang menghadapi masalah dan sekaligus mengganggu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Masalah yang dihadapi sangat beraneka ragam, diantaranya masalah pribadi, sosial, ekonomi, agama dan moral, belajar, dan vokasional. Masalah-masalah tersebut seringkali menghambat kelancaran proses belajar, meskipun masalah yang dihadapi tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan akademik. Penyelenggara pendidikan, khususnya tenaga pendidikan bertanggung jawab membina anak didiknya sehingga berhasil sebagaimana yang diharapkan, termasuk mereka yang mengalami masalah.Konseling pada latar pendidikan ini telah banyak dikenal di Indonesia. Di Amerika, klinik konseling juga didirikan di sekolah dan pusat-pusat pendidikan pada awal perkembangan konseling, misalnya di Pennsylvania University pada tahun 1896.

2.       Konseling Vokasional/Karier

Konseling vokasional dapat pula disebut dengan konseling karier atau employment counseling. Konseling ini selain berkaitan dengan usaha membantu dalam penempatan tenaga kerja juga membantu klien yang memiliki masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya dalam hubungan dengan pejabat di atasnya, dan penyesuaian dengan pekerjaan baru. Konseling vokasional ini menduduki fungsi yang sangat penting dalam rekrutmen dan penempatan tenaga kerja sebuah perusahaan atau departemen. Departemen Tenaga Kerja Amerika juga menggunakan konseling vokasional untuk menempatkan para veteran Perang Dunia II pada bidang-bidang yang lebih tepat. Di masyarakat industri, konseling vokasional ini semakin dibutuhkan baik bagi industri untuk peningkatan usaha-usahanya dan bagi pekerja untuk peningkatan penyesuaian kerja dan prestasi kerja.

3.       Konseling Keluarga dan Perkawinan

Konseling yang berkenaan dengan masalah-masalah keluarga, meliputi hubungan antar anggota keluarga (ayah, ibu, anak), peranan dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Hidup berkeluarga berarti melakukan penyesuaian baru, terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab sebagai suami istri. Dalam banyak hal, membangun keluarga tidak semudah yang dibayangkan oleh para remaja. Banyak situasi yang harus diselesaikan dengan cara yang amat rumit termasuk perceraian.Konseling perkawinan dan keluarga bermaksud membantu menyelesaikan masalah-masalah psikologis yang dihadapi kedua belah pasangan, sehingga dalam menjalankan fungsi-fungsi keluarga mereka lebih dapat diterima kedua belah pihak dan dapat membangun keluarga secara lebih baik.

4.       Konseling Agama

Konseling agama (religion counseling) digunakan untuk membantu klien yang mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan agama, misalnya keragu-raguan akan nilai-nilai agama, kebimbangan dalam mengikuti aliran-aliran keagamaan, terjadinya konflik keyakinan keagamaan dengan pola pemikiran dan sebagainya. Konseling agama biasanya dilakukan terhadap klien yang seagama dengan konselor, dan diselenggarakan untuk membantu orang-orang yang bermasalah keagamaan.

5.       Konseling Rehabilitasi

Konseling rehabilitasi merupakan konseling yang dilakukan terhadap orang-orang yang sedang dalam proses rehabilitasi. Rehabilitasi berarti proses mempercepat sosialisasi atau berfungsi secara wajar dari keadaan sebelumnya, misalnya rehabilitasi setelah bertahun-tahun mengalami perawatan medis, rehabilitasi karena menjalankan hukuman, dan sebagainya. Seseorang yang di penjara misalnya membutuhkan pelayanan konseling. Konseling tersebut bermaksud membantu klien agar tidak mengalami masalah-masalah setelah keluar dari penjara (lembaga pemasyarakatan). Sebagian orang yang di penjara mengalami perasaan yang tidak diinginkan, seperti rasa tertekan, malu kepada masyarakat atau cemas tidak diterima oleh lingkungan sosialnya nanti. Konseling rehabilitasi ini juga dimaksudkan membantu klien yang cacat secara fisik, untuk mengembalikan persepsi dan emosi sehingga memandang dirinya secara positif dan dapat berbuat lebih tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki.

6.       Konseling Traumatik

Konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang mengalami trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin.

7.       Konseling Industri

Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling bertujuan untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental yang baik berarti bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri, baik terhadap orang lain, dan sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Awal mula dikenalnya konseling karyawan adalah pada tahun 1936 di Western Electronic Company, Chicago. Diyakini bahwa inilah pertama kali perusahaan menggunakan istilah �konseling personalia� bagi pelayanan pembimbingan kwan. Kepuasan kerja karyawan pasti meningkat sebagai hasil dari konseling.

Prospek Lulusan Bimbingan dan Konseling serta Jenjang Karier

Lulusan S1 Bimbingan dan Konseling sebagian besar terserap di dalam dunia pendidikan terutama jenjang SMP/Mts dan SMA/SMK/MA, namun ada juga beberapa lembaga pendidikan terutama swasta yang membutuhkan tenaga konseling untuk TK, PAUD dan SD.

Selain itu kebutuhan akan dosen bimbingan dan konseling sangat besar di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan banyak dosen BK yang sudah menjelang masa pensiun, serta banyak dosen BK yang ternyata tidak berlatar belakang BK. Sementara perguruan tinggi BK membutuhkan dosen yang berlatar belakang BK secara linier (S-1 dan S-2 Bidang bimbingan dan konseling) untuk mendapatkan nilai akreditasi yang baik. Sehingga peluang menjadi dosen BK sangat terbuka lebar. Misalkan di Universitas Sebelas Maret Surakarta dari 15 dosen yang ada, hanya terdapat 7 dosen yang berlatar belakang S-1 dan S-2 BK dan itupun 14 orang adalah dosen yang sudah menjelang masa pensiun (diatas usia 55 tahun), sementara hanya mempunyai 1 dosen muda.

Sementara jenjang karier lulusan BK pada umunya menjadi pegawai negeri sipil. Seorang lulusan BK dapat memulai karier dari menjadi Guru BK, Koordinator Guru BK, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah bidang bimbingan dan konseling, Kepala Dinas Pendidikan Kota/Provinsi. Tidak sedikit pula lulusan BK yang berkarier sebagai kepala sekolah atau pengawas sekolah. Ada pula lulusan BK yang menjadi Rektor Perguruan Tinggi seperti Bpk Prof. Dr, Sunaryo Kartadinata yang merupakan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Dekan Fak. Ilmu Pendidikan UPI Prof. Dr. Ahman yang juga merupakan lulusan BK. Selain itu tidak sedikit lulusan BK yang mempunyai posisi penting di institusi sekolah maupun perguruan tinggi.

Bagi yang ingin berwirausaha dapat mendirikan Lembaga Konseling, Jasa Layanan Tes Psikologi, ataupun Lembaga Konsultasi Pendidikan. Kebutuhan terhadap layanan Konseling ini semakin besar terutama di kota-kota besar dimana masyarakatnya semakin terbuka, dan memiliki tingkat stress yang tinggi, Dewasa ini kebutuhan akan konseling anak dan konseling pendidikan, luar biasa banyaknya. Akan tetapi sedikitnya lulusan BK yang mau mengisi peluang ini, menjadikan konseling anak lebih dikuasai oleh psikolog anak sementara konseling pendidikan/karier lebih diisi oleh praktisi-praktisi yang bahkan tidak punya latar belakang psikologi/pendidikan/konseling melainkan belajar dari pengalaman. Lembaga Konseling yang sudah ada yaitu Multikarya Konseling dapat diakses di http://www.multikaryakons.com/

Bidang lain yang dapat diisi oleh lulusan BK adalah HRD/Pengembangan SDM di instansi/dunia usaha dan industri, bank; Tenaga Konselor di Pusat Rehabilitasi, Lembaga Pemasyarakatan, Perkumpulan Keluarga berencana Indonesia (PKBI); Konsultan pengembangan SDM; Motivator; Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kementerian Agama; Konselor dan Konsultan Pendidikan di Lembaga-Lembaga Bimbingan Belajar (LBB).



Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

November 18, 2016 Posted by Admin No comments
Prinsip-prinsip BK

            Prinsip dapat diartikan sebagai permulaan untuk suatu cara tertentu yang akan melahirkan hal-hal lain, yang  keberadaannya tergantung dari permulaan itu. Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan. Menurut Prayinto dan Amti  (1994:220)  prinsip bimbingan konselingya itu rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan  proses penanganan masalah,  program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan.
            Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan objek dalam pelayanan bimbingan yaitu prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip  yang  berkenaan dengan permasalahan idividu, prinsip yang berkenaan dengan  program  pelayanan dan yang terakhir prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan. Dari  empat rumusan tersebut, bimbingan dan konseling akan tercapai sesuai keinginan konselor dan klien.
1.    Prinsip Umum
a.       Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
b.   Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. 
c.       Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d.      Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e.    Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu     yang dibimbing.
f.        Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
g.  Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
h.   Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-pihak yang terkait lainnnya.
i.  Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.
2.      Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa
a.       Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
b.    Harus ada kriteria untuk mengatur  prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu atau siswa.
c.       Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
d.    Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
e.     Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
f.   Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong dirinya sendiri.
3.     Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing
a.       Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
b. Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman, dan kemampuan.
c.   Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
d.  Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu innsividu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik.
e.    Konselor harus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang dibimbingnya.
f.    Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode yang sama.
4.   Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan Bimbingan Konseling
a.       bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b.    Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi setiap siswa.
c.   program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing pembimbing mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan konseling.
e.       Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan masalah terkait.
f.     Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
g. Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno dan Erman Amti (1999) mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ke dalam empat bagian, yaitu:
1.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan 
2.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan individu
3.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan 
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Dapat kita lihat dari rumusan masing-masing mempunyai poin-poin tertentu, yaitu:
1.       Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
  Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
  Bimbingan dan konseling berurusan denganpribadi dan tingkah laku individu  yang  unik dan dinamis.
  Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap berbagai aspek perkembangan individu.
  Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan  individual  yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
2.      Prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan individu
  Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi  mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi  mental  dan fisik individu.
  Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3.       Prinsip yang berkenaan dengan program layanan
  Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan induvidu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
  Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
  Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan  pelaksanaan pelayanan
  Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan permasalahan pribadi.
  Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.
  Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
  Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua meentukan hasil pelayanan pembimbingan.
  Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Refrensi : Tohrin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada. 


POLA 17 PLUS

November 18, 2016 Posted by Admin No comments
POLA 17 PLUS
1. Wawasan Bimbingan dan Konseling 
Pengetahuan Wawasan Bimbingan dan Konseling yang harus dimiliki oleh seorang konselor yaitu
a. Konsep Dasar bimbingan dan konseling
Dalam konsep dasar seorang konselor perlu memahami dan mendalami tentang:
1.      perubahan dan perkembangan masyarakat; 
2.      modernisasi, 
3.      era glogalisasi dan informasi, 
4.      dampak modernisasi, globalisasi dan informasi, 
5.      derajat manusia di antara sekian makhluk, 
6.      dimensi kemanusiaan (individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas), 
7.      Manusia seutuhnya, 
8.      sumber masalah,
9.      peranan pendidikan, 
10.  peranan bimbingan dan konseling, dan 
11.  peraturan perundang-undangan sistem pendidikan nasional.
b. Fungsi bimbingan dan konseling
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling ada beberapa fungsi pokok diantaranya adalah:
1.      Fungsi Pemahaman, 
2.      Fungsi Pencegahan, 
3.      Fungsi Pengentasan, 
4.      Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan.
5.      Fungsi Advokasi
c. Landasan bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa landasan diantaranya:
Landasan Filosofi, pemikiran filosofis yang menitik beratkan pada pemahaman tentang hakekat manusia.  Hakekat manusia dilihat dari beberapa dimensi memiliki empat dimensi yaitu:
1.      Dimensi keindividualan, 
2.      Dimensi kesosialan, 
3.      Dimensi kesusilaan dan 
4.      Dimensi keberagamaan. 

Bagan BK Pola 17 Plus

Selain itu hakekat manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki tujuan mengemban tugas dalam kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan beragama, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. 
Landasan Religius, menitik beratkan pada pemahaman tentang  keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta terhadap makhluk Tuhan. Upaya konselor pada landasan ini menuntut suasana dan perangkat budaya dan kemasyarakatan sesuai dengan kehidupan beragama dalam membantu dan memecahkan masalah individu. 
Landasan Psikologis, menitik beratkan pada pemahaman tentang tingkah laku klien. Upaya konselor pada landasan ini menuntut bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku perlu diubah, dikembangkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi atau tujuan yang akan dicapai dengan pemahaman bahwa pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran pelayanan memiliki latar belakang dan masa depan yang berbeda. 
Landasan Sosial Budaya, penyelengaraan bimbingan dan konseling harus dapat dilandasi oleh pertimbangan keanekaragaman sosial budaya dan hidup dalam masyarakat di samping akan dinamika sosial budaya menuju masyarakat lebih maju. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang beraneka pada konseli menjadi tanggung jawab konselor agar tidak disamaratakan dalam usaha membantu memecahkan persoalan klien. 
Landasan Ilmiah dan Teknologi, teknologi membicarakan tentang sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. 
Landasan Pedagogis, tujuan pendidikan dan tujuan bimbingan dan konseling memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan sehingga tujuan bimbingan dan konseling memperkuat tujuan pendidikan dan menunjang program pendidikan secara menyeluruh.
d. Asas bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa asas diantaranya: 
         Asas Kerahasiaan, 
         Asas Kesukarelaan, 
         Asas Keterbukaan, 
         Asas Kekinian, 
         Asas Kemandirian, 
         Asas Kegiatan, 
         Asas Kedinamisan, 
         Asas Keterpaduan, 
         Asas Kenormatifan, 
         Asas Keahlian, 
         Asas Alih Tangan, dan 
         Asas Tutwuri Handayani.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling ada empat hal, yaitu :
         Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan, 
         Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu, 
         Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelayanan dan 
         Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan.
2. Bidang Bimbingan
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik.
a.       Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
  Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
  Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangan.
  Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
  Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
  Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil
  Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b.      Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
  Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan.
  Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
  Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya.
  Pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan.
  Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi.
  Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c.       Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
  Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar.
  Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri atau kelompok.
  Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah.
  Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang di lingkungan sekitar dan masyarakat.
  Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.
d.      Bidang bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier. Bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
  Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
  Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
  Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan.
  Pemanfaatan cita-cita karier sesuai dengan bakat minat dan kemampuan.
Bidang Kehidupan Keberagamaan: bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk mementapkan diri dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi dan sosial.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling meliputi:
Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam, yaitu meliputi:
         Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
         Orientasi kelas baru dan semester baru
         Orientasi kelas terakhir
Penyelenggaraan layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab dan diskusi selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film, video, dan peninjauan ketempat-tempat yang dimaksud (ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dll). Materi orientasi dapat diberikan oleh konselor, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata pelajaran, atau personil lain. Namun seluruh kegiatan itu direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah.
Layanan orientasi dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum, pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok. Materi orientasi dapat disampaikan oleh konselor sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata pelajaran, atau personil lain. Layanan orientasi diselenggarakan pada awal mulainya kegiatan pada satu jenjang atau periode pendidikan tertentu.
Layanan Informasi
Bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Fungsi utama layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu meliputi: 
         Informasi pengembangan pribadi; 
         Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar;
         Informasi pendidikan tinggi;
         Informasi jabatan; 
         Informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagaman, sosial-budaya, dan lingkungan.
Materi informasi dapat diberikan berbagai nara sumber baik dari sekolah sendiri, dari sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah, maupun dari berbagai kalangan di masyarakat dapat diundang untuk memberikan informasi kepada siswa. Namun seluruh kegiatan itu harus direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah. Layanan informasi dapat diberikan kapan saja pada waktu yang memungkinkan. Topik yang diberikan dipilihkan yang sedang hangat menyangkut kebutuhan siswa dalam cakupan yang besar.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kemampuan, bakat, dan minat bila tidak disalurkan secara tepat dapat mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan penempatan dan penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu:
         penempatan di dalam kelas berdasar kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial siswa serta asas pemerataan;
         penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar berdasarkan kemampuan dan kelompok campuran; 
         penempatan dan penyaluran di dalam program yang lebih luas.
Pengungkapan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar, dan himpunan data, penyelenggaraan instrumentasi, wawancara dengan siswa, analisis laporan (wali kelas, guru mata pelajaran, guru praktek, diskusi dengan personil sekolah). Konselor sekolah perlu memiliki catatan lengkap tentang penempatan dan penyaluran seluruh siswa asuhannya. Kemana siswa itu ditempatkan, pada posisi mana di dalam kelas, kelompok mana, berapa lama direncanakan berada pada posisi kelompok itu, dan kapan penempatan dan penyaluran itu dievaluasi dan diperbarui. Catatan ini amat diperlukan untuk tindak lanjut layanan penempatan dan penyaluran.
Penguasaan Konten
Yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan  yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Materi umum layanan penguasaan konten ditujukan konseli dapat memiliki konten dalam:
         Ketrampilan teknik belajar
         Ketrampilan cara belajar yang efektif dan efisien
         Melatih kebiasaan belajar
         Melatih efisiensi waktu sehari-hari 
Contohnya:
         Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di luar rumah/sekolah, 
         Menggunakan waktu senggang,
Layanan Konseling Perorangan
Tujuan dan fungsi layanan konseling perorangan dimaksudkan untuk memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan konselor sekolah dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
Konselor sekolah tidak boleh sekedar menunggu kedatangan siswa saja, sebaiknya harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa dirinya bermasalah, menjadi sadar bahwa mereka memerlukan bantuan untuk memecahkan masalahnya. Upaya ini dilakukan dengan ceramah, tanya jawab terkait dengan layanan konseling perorangan sehingga yakin bahwa layanan konseling perorangan itu benar-benar bermanfaat dan diperlukan siswa. Upaya lain adalah memanggil siswa didasari oleh analisis yang mendalam tentang perlunya siswa dipanggil berdasar analisis belajar, hasil instrumen, hasil pengamatan, laporan pihak tertentu dengan dalih menawarkan diri untuk membantu siswa dan memberikan kesempatan bahwa pertemuan itu untuk kepentingan siswa.
Materi layanan konseling perorangan, antara lain:
  Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta penyalurannya.
  Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
  Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
  Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan sosial.
Layanan bimbingan kelompok
Merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Tujuannya adalah untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siawa). Secara khusus layanan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.
Layanan bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan preventif dan kreatif. Materi layanan bimbingan kelompok, yaitu:
  Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
  Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya).
  Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
  Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok adalah suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Tujuannya adalah agar berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasi siswa.
Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
  Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
  Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya.
  Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
  Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
  Tahap pembentukan
  Tahap peralihan
  Tahap kegiatan
  Tahap pengakhiran.
Layanan konsultasi
Merupakan   layanan  koseling yang dilaksanakan oleh  konselor (pembimbing) terhadap seorang konsulti yang memungkinkan dirinya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang  perlu dilaksanakannya   dalam   menangani   kondisi    atau  permasalahan   pihalk  ketiga.  Bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan kosulti, sehigga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
Layanan mediasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Layanan ini bertujuan agar tercapai hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan.
4.  Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
            Selain kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik.
a.      Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya meliputi:
  Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
  Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
  Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta kemampuan belajar.
  Informasi karier dan pendidikan.
  Kondisi keluarga dan lingkungan.
b.     Penyelenggaraan himpunan data
     Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi:
  Identitas pribadi
  Latar belakang rumah dan keluarga
  Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
  Sejarah pendidikan, nilai-nilai pelajaran
  Sejarah kesehatan
  Minat dan cita-cita
c.      Konferensi kasus
     Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
  Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
  Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guru pembimbing atau guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
  Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
d.     Kunjungan rumah
     Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua atau wali dan anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
      Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut paut dengan permasalahan peserta didik. Data dan keterangan ini meliputi:
  Kondisi rumah tangga dan orang tua
  Fasilitas belajar yang ada di rumah
  Hubungan antar anggota keluarga
  Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
  Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan pengentasan masalah siswa.
e.      Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru kelas.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan kasus ialah fungsi pengentasan.